Jumat, 05 Oktober 2012

Jangan Jajan Sembarangan


JANGAN JAJAN SEMBARANGAN

Teman-teman, pernahkah kamu mendengar pepatah yang mengatakan ada gula ada semut? Pepatah itu kira- kira bermakna jika ada sesuatu yang menarik, orang akan datang. Pepatah ini mungkin dapat di terapkan juga pada kebiasaan kita jajan di pinggir jalanan. Jika ada pedagang di sekolah, akan terlihat kerumunan teman-teman kita,baik sebelum masuk sekolah maupun setelah pulang dari sekolah. Bahkan, ada siswa yang baru datang ke sekolah langsung mendatangi pedagang itu tanpa menyimpan dahulu peralatan sekolah. Jadi kalau tidak ikut berkerumun untuk jajan di pinggir jalan, ada perasaan kurang pada diri teman-teman.

Di rumah, ibu sudah bersusah payah menyediakan makanan untuk teman-teman, tetapi teman-teman tidak memakannya dengan alasan takut terlambat tiba di sekolah. Setelah tiba di sekolah teman-teman tidak masuk kelas, tetapi jajan dahulu di pinggir jalan.

Sebenarnya, jajan di pinggir jalan itu boleh-boleh saja, tetapi kita harus hati-hati. Kebersihan di tempat  itu belum terjamin. Kita harus memperhatikan kebersihan cara  pembuatan, penyajian, tempat berjualan, maupun kebersihan dari pedagang sendiri.


Kebersihan cara pembuatannya antara lain antara lain dengan memperhatikan bahan-bahan dan air yang digunakan untuk membuat makanan atau minuman. Misalnya, untuk membuat minuman berupa sirup atau es matang atau tidak. Kalau yang digunakan air matang dan bersih tidak jadi masalah. Akan tetapi, bagaimana air yang dipakai itu tidak dimasak hingga matang atau bahkan tidak dijerang dahulu? Teman-teman pasti tidak tahu sebab teman-teman langsung saja membeli sirup itu tanpa pernah menanyakannya kepada
pedagang tersebut. Tentu saja ini berbahaya karena dapat membuat teman-teman sakit.

            Cara penyajian yang dimaksud adalah jajanan yang dijual di pinggir jalan itu di tutup atau tidak. Jangan-jangan jajanan tersebut tidak ditutup sehingga mengundang lalat-lalat yang membawa bibit penyakit untuk hinggap pada jajanan tersebut. Selain itu, debu-debu yang berasal dari kendaraan-kendaraan yang lewat juga dapat ditempel pada jajanan tersebut. Hal ini tentu saja dapat berbahaya sebab lalat atau debu yang menempel pada jajanan itu bisa mengakibatkan penyakit diare.

            Selain itu, kebersihan pedagang juga harus diperhatikan. Misalnya, ada kuku-kuku jari tangannya kotor atau tidak. Ketika membeli jajanan dipinggir jalan, kita perlu juga melihat tempat pedagang itu berjualan. Kadang-kadang pedagang itu berjualan di dekat-dekat dengan selokan-selokan koyaor yang airnya tidak mengalir. Pada tempat kotor-kotor seperti itu, lalat suka bersarang. Makanan yang dihinggapi lalat tidak baik untuk di konsumsi.

            Teman-teman juga jangan terlalu tergiur oleh jajanan yang memiliki warna-warna yang mencolok, misalnya mangga yang berwarna kuning, kerupuk yang berwarna merah dan hijau, atau arumanis yang berwarna jingga.Mamang kalau kita lihat, jajanan denagn warna-warna  seperti itu sangat mengundang selera kita untuk mencicipinya. Mungkin saja takaran zat perwarna yang digunakan untuk mewarnai makanan. Akan tetapi, kita harus dapat sedikit Manahan keinginan tersebut tidak sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah. Pewarna itu bahkan mungkin tidak boleh digunakan untuk mewarnai makanan, tetapi pedagang tersebut tidak mengetahuinya. Tentu saja hal ini dapat membahayakan kesehatan kita.

            Namun, tidak semua jajanan yang dijual di pinggir jajanan itu dapat membahayakan kesehatan kita seperti yang telah diceritakan tadi. Ada juga pedagang yang sangat memerhatikan da menjaga kebersihan dagangannyal.

            Nah teman-teman itulah sedikit informasi mengenai jajan di pinggir jalan. Mudah-mudahan informasi ini dapat berguna. Hal yang trpenting, teman-teman berhati-hati jikja akan membeli jajanan di pinggir jalan itu. 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews