This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Jumat, 05 Oktober 2012
Pinochio
Pinocchio
Once
upon the time, there lived an old carpenter named Geppeto. One day, he carved a
puppet in the shape of a little boy and named him Pinocchio. “ How I wish this
boy was real! ” he said longingly.
A kind
fairy who was passing by heard Gepato’s words. That night, she sprinkled some
magic dust on the puppet and brought Pinocchio to life. “ But remember, ” she
told the boy, “ if you want to be a real boy, you must always be good and make
your father, Gepato, proud. “
Geppeto
loved Pinocchio dearly. He bought books for Pinocchio and sent him to school so
that he would become a very clever boy.
But Pinocchio
was quite naughty. He and his friend used to skip school to play and have fun
all the time. When Gepatto found out, he was very angry. “ Did you miss school
? “ he asked.
Naughty
Pinocchio refused to tell the truth. “ No father, I was in school all day! “ he
lied. Immediately, his wooden nose started to grow long!. “ Are you telling a
lie? “ Geppeto asked with a frown. “No father!” he replied and his nose grew
longer again.
In
fact, every time Pinocchio told a lie, his nose became longer and longer. Every
time, Geppeto’s friend, the woodpecker had to peck the boy’s nose to its actual
size. And every time, Pinocchio used to promise to be a good boy next time.
But
Pinocchio soon forgot his promises. He thought, “School is no fun at all. I
Don’t want to study anymore. I want to have grand adventures!” So, Pinocchio
and his friends ran away from home and joined a circus.
However,
Pinocchio soon realised that circus life was not fun at all. He worked all day
and he missed Geppeto terribly. Plus, because he had stopped going to school,
he had grown two large donkey ears. Poor Pinocchio!
Then
one day, he heard terrible news. Geppeto, who had been searching everywhere for
his son, had been swallowed up by a huge whale! Immediately, Pinocchio set off
to try to save this father.
Finally,
Pinocchio found the whale. But as soon as the whale saw him, It swallowed him
up as well! Inside the whale’s belly, who do you think he saw? It was Geppeto!
How happy they were to see each other!
“I have
a plan to get out.” Said Pinocchio, and began tickling the whale’s stomach. As
soon as the whale opened its mouth and gave a big sneeze, Pinocchio and Geppeto
shot out!.
Pinocchio
and Geppeto finally reached home safely. The fairy was so pleased with
Pinocchio’s bravery that she decided to make him into a real flesh and blood
boy. From that day, he was a very good boy who never missed school again, and
the father and son lived happily ever after.
Jangan Jajan Sembarangan
JANGAN JAJAN SEMBARANGAN
Teman-teman, pernahkah kamu mendengar pepatah yang
mengatakan ada gula ada semut?
Pepatah itu kira- kira bermakna jika ada sesuatu yang menarik, orang akan
datang. Pepatah ini mungkin dapat di terapkan juga pada kebiasaan kita jajan di
pinggir jalanan. Jika ada pedagang di sekolah, akan terlihat kerumunan
teman-teman kita,baik sebelum masuk sekolah maupun setelah pulang dari sekolah.
Bahkan, ada siswa yang baru datang ke sekolah langsung mendatangi pedagang itu tanpa
menyimpan dahulu peralatan sekolah. Jadi kalau tidak ikut berkerumun untuk
jajan di pinggir jalan, ada perasaan kurang pada diri teman-teman.
Di rumah, ibu sudah bersusah
payah menyediakan makanan untuk teman-teman, tetapi teman-teman tidak
memakannya dengan alasan takut terlambat tiba di sekolah. Setelah tiba di
sekolah teman-teman tidak masuk kelas, tetapi jajan dahulu di pinggir jalan.
Sebenarnya, jajan di pinggir
jalan itu boleh-boleh saja, tetapi kita harus hati-hati. Kebersihan di
tempat itu belum terjamin. Kita harus
memperhatikan kebersihan cara pembuatan,
penyajian, tempat berjualan, maupun kebersihan dari pedagang sendiri.
Kebersihan cara pembuatannya
antara lain antara lain dengan memperhatikan bahan-bahan dan air yang digunakan
untuk membuat makanan atau minuman. Misalnya, untuk membuat minuman berupa
sirup atau es matang atau tidak. Kalau yang digunakan air matang dan bersih
tidak jadi masalah. Akan tetapi, bagaimana air yang dipakai itu tidak dimasak
hingga matang atau bahkan tidak dijerang dahulu? Teman-teman pasti tidak tahu
sebab teman-teman langsung saja membeli sirup itu tanpa pernah menanyakannya
kepada
pedagang tersebut. Tentu saja ini berbahaya karena
dapat membuat teman-teman sakit.
Cara penyajian yang dimaksud adalah
jajanan yang dijual di pinggir jalan itu di tutup atau tidak. Jangan-jangan
jajanan tersebut tidak ditutup sehingga mengundang lalat-lalat yang membawa
bibit penyakit untuk hinggap pada jajanan tersebut. Selain itu, debu-debu yang
berasal dari kendaraan-kendaraan yang lewat juga dapat ditempel pada jajanan
tersebut. Hal ini tentu saja dapat berbahaya sebab lalat atau debu yang
menempel pada jajanan itu bisa mengakibatkan penyakit diare.
Selain
itu, kebersihan pedagang juga harus diperhatikan. Misalnya, ada kuku-kuku jari
tangannya kotor atau tidak. Ketika membeli jajanan dipinggir jalan, kita perlu
juga melihat tempat pedagang itu berjualan. Kadang-kadang pedagang itu
berjualan di dekat-dekat dengan selokan-selokan koyaor yang airnya tidak
mengalir. Pada tempat kotor-kotor seperti itu, lalat suka bersarang. Makanan
yang dihinggapi lalat tidak baik untuk di konsumsi.
Teman-teman
juga jangan terlalu tergiur oleh jajanan yang memiliki warna-warna yang
mencolok, misalnya mangga yang berwarna kuning, kerupuk yang berwarna merah dan
hijau, atau arumanis yang berwarna jingga.Mamang kalau kita lihat, jajanan
denagn warna-warna seperti itu sangat
mengundang selera kita untuk mencicipinya. Mungkin saja takaran zat perwarna
yang digunakan untuk mewarnai makanan. Akan tetapi, kita harus dapat sedikit
Manahan keinginan tersebut tidak sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah.
Pewarna itu bahkan mungkin tidak boleh digunakan untuk mewarnai makanan, tetapi
pedagang tersebut tidak mengetahuinya. Tentu saja hal ini dapat membahayakan
kesehatan kita.
Namun,
tidak semua jajanan yang dijual di pinggir jajanan itu dapat membahayakan
kesehatan kita seperti yang telah diceritakan tadi. Ada juga pedagang yang
sangat memerhatikan da menjaga kebersihan dagangannyal.
Nah
teman-teman itulah sedikit informasi mengenai jajan di pinggir jalan.
Mudah-mudahan informasi ini dapat berguna. Hal yang trpenting, teman-teman
berhati-hati jikja akan membeli jajanan di pinggir jalan itu.